#SukaDukaBerwirausaha1
Awal saya berwirausaha. Buat puding kecil namanya
OPJ bersama Yudi dan Berin. Saya lupa apa singkatannya. Disebar ke dua
bimbingan belajar daerah Banjarbaru dan Martapura. Sebenarnya anak-anak bimbel
suka. Tapi, setelah beberapa hari kemudian, karena proses pembuatannya yang
agak melelahkan dan harus menunggu sampai dingin adonannya (pengerjaan malam
sampai subuh), maka kami delete. Padahal rame juga, hehe… Alhamdulillah jalannya
cuma 1-2 bulan aja. Ya lumayan, dapat pemasukan juga sedikit-sedikit.
#SukaDukaBerwirausaha2
#SukaDukaBerwirausaha2
Waktu pun berlalu. Saat ada teman sekampus yang
jualan pulsa, hati saya terdorong untuk mengikuti jejaknya. Teman satu kampus
saya itu bernama Farid. Dia dalam berjualan pulsa lumayan keren. Mampu
menghasilkan uang dalam hitungan jam. Lalu terjadilah komunikasi lebih lanjut.
Saya menjadi bawahannya (dalam artian ikut jualan pulsa juga, hehe). Nah, apa saya
dapat Untung? Wah jangan ditanya. Banyak... Banyak recehannya. Soalnya dalam
berjualan pulsa seadanya seperti itu harus sabar. Harus sabar nunggu pelanggan
membayar. Karena ada pulsa, belum tentu uang langsung dibayar. Untungnya paling
bantar, ya sebesar 700 rupiah sekali transaksi. Lumayan lah, buat jajan di
kantin T___T
#SukaDukaBerwirausaha3
Jualan pulsa lumayaan lama, kira-kira 3 bulan.
Untungnya tak bisa dihitung. Soalnya recehan semua, but never mind. I’m happy-happy aja kok. Ingat sekali lagi, rezeki itu
kalau disyukurin pasti bakalan ditambah. Walau cuman untung 100 rupiah, bila
dikumpulin sampai 1 juta kali di tabungan, pasti jumlahnya jadi 100.000.000
bukan? Benar nggak? Hehe...
#SukaDukaBerwirausaha4
Next,
usai usaha jualan pulsa saya kolaps
(bahasanya sudah tinggi), saya banting setir ke jualan buku dengan sistem reseller. Wow, gilak nggak Bung? Biasa
aja kaleee. Jadi sitemnya gini nih: Kan ada tuh harga buku yang murah,
sekitaran 20.000. Lalu saya jual dengan harga 25.000. Ya lumayan kan untungnya
sekitar 5000an? Itu sempat selama 2 bulan jualan. Lalu… Di paragraf berikutnya,
cekidot…
#SukaDukaBerwirausaha5
Jualan buku reseller
ada untung dan ruginya lo. Untungnya, ketika ada pembeli yang membeli. Ruginya,
ya ketika tidak ada yang membeli tuh buku, hehe… Tapi, Alhamdulillah, selama
jualan buku memakai sistem reseller,
buku-buku jualan saya sold out (laku
keras). Soalnya tuh buku memang saya pilihin dulu. Mana buku yang lagi rame di
pasaran dan mana yang lagi dibutuhkan sama calon pembaca. Nah, karena ada titik
kebosanan dengan cara berjualan buku memakai sistem itu, saya kemudian pindah
ke sistem konsinyasi. Haaah!!! KONSINYASI. Apaan tuh?
#SukaDukaBerwirausaha6
Biar pada ngerti apa itu KONSINYASI. Saya berikan satu
permisalan saja. Biar nemplok di jidat. Contohnya saja ya: Si Dude pengin
jualan rambutan. Tapi dia nggak punya modal (padahal kan dia artis, masa kagak
punya uang). Ini si Dude bukan Dude Herlino, tapi Dude Setiawan, seorang anak
kampung yang tak mampu. Saat dia tak punya uang, dan melihat pak RT sedang
jualan rambutan di pasar. Ia pun melakukan kerjasama antara keduabelah pihak.
Nah begini dialog mereka,
Dude: Pak, saya kepengin jualan rambutan juga. Tapi
nggak punya modal buat jalaninnya. Gimana ya?
RT: Gimana kalo jualkan punya Bapak saja. Tapi elu
jualannya di terminal bus ya!
Dude: Nggak papa nih, Pak?
Pak RT: Ya elah, Dud, Dud, pan elu kepengin dapat
penghasilan. Ya nggak papa dong Bapak nolong elu. Ya sudah, gini deh, elu bawa
30 ikat. 1 ikatnya elu jual 5000. Nah, kalau entar kejual 1 ikat, elu harus
nyetor ke gue 3500 aje. 1500nya elu embat dah.
Dude: Yang benar pak RT? #Sekali lagi Dude terkejut-kejut.
Ia pun langsung peluk cium Pak RT, hehe…
Nah, gimana kawan-kawan? Sudah tahu sama yang
namanya KONSINYASI?
Kunci dari KONSINYASI adalah AMANAH dan saling menjaga kepercayaan. Ingat ingat tuh!
Kunci dari KONSINYASI adalah AMANAH dan saling menjaga kepercayaan. Ingat ingat tuh!
#SukaDukaBerwirausaha7
Nah, akhirnya setelah 3 bulan jualan buku secara reseller, saya pindah ke sistem
konsinyasi, karena pada waktu itu saya sudah dikenal oleh agen penjualan buku
di salah satu penerbitan, sebut saja seperti MIZAN, ASMA NADIA, dan lain-lain.
Sistem di sini sebenarnya tidak diperbolehkan melakukan konsinyasi jika tidak
ada barang jaminannya. Seperti teman saya si Arie. Dia melakukan konsinyasi
dengan Mizan dengan memberikan barang jaminan sebelumnya. Kalau saya tidak. Mau
tahu kenapa? Karena saya punya link ke atasannya. Jadi, ya lumayan
digampangkan. Sampai sekarang Alhamdulillah saya masih jualan buku. Dari
terbitan A, B, dan C.
#SukaDukaBerwirausaha8
#SukaDukaBerwirausaha8
Berjualan buku saja belum cukup. Sebelumnya saya
juga jualan:
-Ensiklopedia Anak Shaleh dengan cover 3 dimensi.
-Pupuk cair extragen.
-Jus Manggis Ace-maxs
-dll, saya lupa...
Dari yang saya sebut di atas tadi, ada kan tuh
jualan buku ensiklopedia. Itu saya memakai sistem direct selling. Apa itu? Ada bahasa baru lagi nih. Lumayan nambah
ilmu lagi? Ini nih mari kita kupas. Direct kan artinya langsung, Selling
artinya penjualan. Jadi kalau digaubungkan menjadi penjualan langsung. Lha,
jadi bedanya apaan kakak? Ya, sangat beda. Mari kita telusuri lebih lanjut…
#SukaDukaBerwirausaha9
Direct Selling (Penjualan Langsung) adalah metode
penjualan barang dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka
di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh
mitra usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran
keanggotaan yang wajar (ini saya copy di google, keren nggak?).
#SukaDukaBerwirausaha10
Aduuuh, kok banyak banget sih produk jualannya?
Bukannya kita itu harus fokus dengan satu produk. Misal jualan bakso, ya jualan
bakso aja gitu., nggak usah jualan mi ayam atau mi goreng buat mahasiswa? Nah,
menurut ahli otak kanan, Mas IPPHO SANTOSA, bahwasanya kita itu kudu
menggandakan usaha (memperbanyak), agar penghasilannya juga berlipat-lipat,
hehe... (Ada yang tidak sepandapat? Boleh kok. Yang penting jualan must go on! hehehe). Oke, setelah ini
saya akan buka tentang penjualan coklat saya.
#SukaDukaBerwirausaha11
Sebelum membuka topik tentang berjualan coklat, saya
akan kasih tahu dulu, apa saja sih keuntungan dari berwirausaha itu? Kira-kira
apa menurut kawan-kawan?
1. Tentu akan mendapat uang (untung).
2. Salah satu ibadah, karena bermuamalah (asal jualannya
halal, dan caranya benar)
3. Memperbanyak teman (ilaturrahim)
4. Memperluas link di bidang lain.
5. Ini yang menjadi intinya. Menjadi pembelajar dan
membuka informasi-informasi kebaikan.
Poin 5 ini menjadi salah satu hal yang harus
dilestarikan, karena banyak sekali hal-hal kebaikan yang akan teracuni tatkala
menyimpan nomor HP si pembeli, contohnya:
Karena saya berjualan, otomatis saya menyimpan nomor HP pembelinya. Bila ada acara-acara dari organisasi saya atau yang lainnya, yang bermanfaat, maka bisa jadi ia akan menerima sms iklan (promosi kegiatan) dari saya. Gimana? Asyik bukan?
Karena saya berjualan, otomatis saya menyimpan nomor HP pembelinya. Bila ada acara-acara dari organisasi saya atau yang lainnya, yang bermanfaat, maka bisa jadi ia akan menerima sms iklan (promosi kegiatan) dari saya. Gimana? Asyik bukan?
#SukaDukaBerwirausaha12
Emang untung terus ya? Eh, siapa bilang. Namanya
kehidupan, pasti ada untung dan rugi, bukan! Tapi ingat kawan-kawan, dalam
berwirausaha itu tidak ada yang namanya rugi. Yang ada hanya GAGAL. hehe...
Eits, tunggu dulu. Bukankah kegagalan itu adalah awal dari kesuksesan. Hm,
jujur banget, saya ini sering gagal, salah satunya ketika membangun usaha
jualan teh poci. Belum 1 bulan. Kami sudah tutup. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. 1) tidak ada penjaga tetapnya, dan 2) tidak bisa mencari
sarang semut. Haaah sarang semut? Apaan tuh? Kira-kira apaan coba? Tebak
sendiri ya!
#SukaDukaBerwirausaha13
Nah, sekarang ke topik jualan coklat. Coklat yang
pertama saya jual adalah coklat rasa (ada mocca, bluebery, strobery, mint,
mede, dll). Ini saya dapat dari salah satu tabloid wirausaha. Saya pun menjalin
kerjasama dengan sang pembuatnya langsung secara RESELLER. Saya beli sekali
banyak (berarti dapat diskon bukan), lalu dijual ke yang mau beli. Begitulah...
Alhasil, hampir kurang dari 1 tahun saya jualan coklat rasa ini, hampir 100 toples
sudah habis. Lumayan buat kantong jajan. Tapi, satu kekurangan dari berjualan
coklat ini, yaitu, mahalnya ongkir dan lamanya pengiriman, sehingga membuat
ketar-ketir dan was-was sendiri. Jadi, untuk sementara waktu (tidak tahu
kedepannya nanti) saya OFF-kan dulu.
#SukaDukaBerwirausaha14
Next, coklat bola. Coklat bola sudah sejak 4 atau 5
bulan yg lalu saya jualkan (mulai dari terbitnya postingan ini). Coklat ini
lumayan lebih murah harganya. Cuman 25.000 (promosi, hehe). Ada 12 isi di
dalamnya. Toplesnya bisa digunakan lho untuk menyimpanan kue-kue kering kalau
tuh isinya sudah habis. Next, mendirikan penerbitan dengan MODAL NOL BESAR.
#SukaDukaBerwirausaha15
Penerbitan Buku yang saya dirikan ini adalah salah
satu impian terbesar saya. Nah, mau tahu bagaimana caranya? Siapa tahu Anda
adalah orang yang berhasrat untuk menjadi bos penerbitan buku. Gampang banget
kok caranya. Mau tahu lebih lanjut? nanti akan saya share. Tapi pelan-pelan ya.
Ingat ini adalah rahasia. jadi jangan sampai musuh atau sainganmu tahu.
hehehe... Tapi, mau nggak ya? Saya save aja dulu. Kalau ada yang mau minat. Baru
saya kasih tahu. Oke Mbak Bro?
#SukaDukaBerwirausaha16
Saya punya teman, namanya Zulrifan Noor. Dia adalah
salah satu wirausaha yang hebat dan keren. Umurnya lebih muda dari saya. Tapi
hasratnya untuk menjadi PEMENANG sangatlah gede. Statusnya pun selalu saja
tentang usaha/bisnis atau bahkan investasi, dan segala macamnya. Buku
bacaannya? Jangan ditanya… DORAEMON semua, eh bukan, tapi ya tentang
motivasi-motivasi gitu. Manusia seperti dia patut dicontoh. Berbeda jauh dengan
salah satu teman saya, sebut saja namanya Bunga Layu. Ia sering update status
tentang kejombloannya. Itu semua dikarenakan kemerosotan wajahnya yang
simpang-siur entah mau dibawa kemana nasibnya. Kasihan dia. Seandainya dia
berwirausaha. Pasti sudah banyak yang akan mencintai dia. Dan menjadikan ia
seorang pangeran yang dipuja-puji.
#SukaDukaBerwirausaha17
Berwirausaha yang gampang dan enakan itu begini
triknya: Kamu punya teman di luar daerah. Misalkan saja kamu orang Banjarmasin.
Nah, teman kamu itu orang Yogyakarta. Ajak aja kerjasama. Minta carikan
informasi kue atau barang apa yang khas di Yogyakarta dan jarang dijual di
Banjarmasin. Nah, dengan demikian sudah ketahuan. Idemu itu sangat cerdas. Beli
di sana dengan harga 'teman'. Lalu jual di Banjarmasin dengan harga ‘setan’
(ups, maksudnya dinaikkan, tentu dong sudah kita hitung pula dengan ongkos
kirimnya).
#SukaDukaBerwirausaha18
Sekian dan terimakasih. Semoga bermanfaat. SalamCeria!
Best Regards,
Muhammad Ery Zulfian
0 komentar:
Posting Komentar