Kamis, 16 Januari 2014

#SUKADUKABERWIRAUSAHA ALA ERY



#SukaDukaBerwirausaha1
Awal saya berwirausaha. Buat puding kecil namanya OPJ bersama Yudi dan Berin. Saya lupa apa singkatannya. Disebar ke dua bimbingan belajar daerah Banjarbaru dan Martapura. Sebenarnya anak-anak bimbel suka. Tapi, setelah beberapa hari kemudian, karena proses pembuatannya yang agak melelahkan dan harus menunggu sampai dingin adonannya (pengerjaan malam sampai subuh), maka kami delete. Padahal rame juga, hehe… Alhamdulillah jalannya cuma 1-2 bulan aja. Ya lumayan, dapat pemasukan juga sedikit-sedikit.

#SukaDukaBerwirausaha2
Waktu pun berlalu. Saat ada teman sekampus yang jualan pulsa, hati saya terdorong untuk mengikuti jejaknya. Teman satu kampus saya itu bernama Farid. Dia dalam berjualan pulsa lumayan keren. Mampu menghasilkan uang dalam hitungan jam. Lalu terjadilah komunikasi lebih lanjut. Saya menjadi bawahannya (dalam artian ikut jualan pulsa juga, hehe). Nah, apa saya dapat Untung? Wah jangan ditanya. Banyak... Banyak recehannya. Soalnya dalam berjualan pulsa seadanya seperti itu harus sabar. Harus sabar nunggu pelanggan membayar. Karena ada pulsa, belum tentu uang langsung dibayar. Untungnya paling bantar, ya sebesar 700 rupiah sekali transaksi. Lumayan lah, buat jajan di kantin T___T

#SukaDukaBerwirausaha3
Jualan pulsa lumayaan lama, kira-kira 3 bulan. Untungnya tak bisa dihitung. Soalnya recehan semua, but never mind. I’m happy-happy aja kok. Ingat sekali lagi, rezeki itu kalau disyukurin pasti bakalan ditambah. Walau cuman untung 100 rupiah, bila dikumpulin sampai 1 juta kali di tabungan, pasti jumlahnya jadi 100.000.000 bukan? Benar nggak? Hehe...

#SukaDukaBerwirausaha4
Next, usai usaha jualan pulsa saya kolaps (bahasanya sudah tinggi), saya banting setir ke jualan buku dengan sistem reseller. Wow, gilak nggak Bung? Biasa aja kaleee. Jadi sitemnya gini nih: Kan ada tuh harga buku yang murah, sekitaran 20.000. Lalu saya jual dengan harga 25.000. Ya lumayan kan untungnya sekitar 5000an? Itu sempat selama 2 bulan jualan. Lalu… Di paragraf berikutnya, cekidot…

#SukaDukaBerwirausaha5
Jualan buku reseller ada untung dan ruginya lo. Untungnya, ketika ada pembeli yang membeli. Ruginya, ya ketika tidak ada yang membeli tuh buku, hehe… Tapi, Alhamdulillah, selama jualan buku memakai sistem reseller, buku-buku jualan saya sold out (laku keras). Soalnya tuh buku memang saya pilihin dulu. Mana buku yang lagi rame di pasaran dan mana yang lagi dibutuhkan sama calon pembaca. Nah, karena ada titik kebosanan dengan cara berjualan buku memakai sistem itu, saya kemudian pindah ke sistem konsinyasi. Haaah!!! KONSINYASI. Apaan tuh?

#SukaDukaBerwirausaha6
Biar pada ngerti apa itu KONSINYASI. Saya berikan satu permisalan saja. Biar nemplok di jidat. Contohnya saja ya: Si Dude pengin jualan rambutan. Tapi dia nggak punya modal (padahal kan dia artis, masa kagak punya uang). Ini si Dude bukan Dude Herlino, tapi Dude Setiawan, seorang anak kampung yang tak mampu. Saat dia tak punya uang, dan melihat pak RT sedang jualan rambutan di pasar. Ia pun melakukan kerjasama antara keduabelah pihak. Nah begini dialog mereka,
Dude: Pak, saya kepengin jualan rambutan juga. Tapi nggak punya modal buat jalaninnya. Gimana ya?
RT: Gimana kalo jualkan punya Bapak saja. Tapi elu jualannya di terminal bus ya!
Dude: Nggak papa nih, Pak?
Pak RT: Ya elah, Dud, Dud, pan elu kepengin dapat penghasilan. Ya nggak papa dong Bapak nolong elu. Ya sudah, gini deh, elu bawa 30 ikat. 1 ikatnya elu jual 5000. Nah, kalau entar kejual 1 ikat, elu harus nyetor ke gue 3500 aje. 1500nya elu embat dah.
Dude: Yang benar pak RT? #Sekali lagi Dude terkejut-kejut. Ia pun langsung peluk cium Pak RT, hehe…

Nah, gimana kawan-kawan? Sudah tahu sama yang namanya KONSINYASI?
Kunci dari KONSINYASI adalah AMANAH dan saling menjaga kepercayaan. Ingat ingat tuh!

#SukaDukaBerwirausaha7
Nah, akhirnya setelah 3 bulan jualan buku secara reseller, saya pindah ke sistem konsinyasi, karena pada waktu itu saya sudah dikenal oleh agen penjualan buku di salah satu penerbitan, sebut saja seperti MIZAN, ASMA NADIA, dan lain-lain. Sistem di sini sebenarnya tidak diperbolehkan melakukan konsinyasi jika tidak ada barang jaminannya. Seperti teman saya si Arie. Dia melakukan konsinyasi dengan Mizan dengan memberikan barang jaminan sebelumnya. Kalau saya tidak. Mau tahu kenapa? Karena saya punya link ke atasannya. Jadi, ya lumayan digampangkan. Sampai sekarang Alhamdulillah saya masih jualan buku. Dari terbitan A, B, dan C.

#SukaDukaBerwirausaha8
Berjualan buku saja belum cukup. Sebelumnya saya juga jualan:
-Ensiklopedia Anak Shaleh dengan cover 3 dimensi.
-Pupuk cair extragen.
-Jus Manggis Ace-maxs
-dll, saya lupa...
Dari yang saya sebut di atas tadi, ada kan tuh jualan buku ensiklopedia. Itu saya memakai sistem direct selling. Apa itu? Ada bahasa baru lagi nih. Lumayan nambah ilmu lagi? Ini nih mari kita kupas. Direct kan artinya langsung, Selling artinya penjualan. Jadi kalau digaubungkan menjadi penjualan langsung. Lha, jadi bedanya apaan kakak? Ya, sangat beda. Mari kita telusuri lebih lanjut…

#SukaDukaBerwirausaha9
Direct Selling (Penjualan Langsung) adalah metode penjualan barang dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang wajar (ini saya copy di google, keren nggak?).

#SukaDukaBerwirausaha10
Aduuuh, kok banyak banget sih produk jualannya? Bukannya kita itu harus fokus dengan satu produk. Misal jualan bakso, ya jualan bakso aja gitu., nggak usah jualan mi ayam atau mi goreng buat mahasiswa? Nah, menurut ahli otak kanan, Mas IPPHO SANTOSA, bahwasanya kita itu kudu menggandakan usaha (memperbanyak), agar penghasilannya juga berlipat-lipat, hehe... (Ada yang tidak sepandapat? Boleh kok. Yang penting jualan must go on! hehehe). Oke, setelah ini saya akan buka tentang penjualan coklat saya.

#SukaDukaBerwirausaha11
Sebelum membuka topik tentang berjualan coklat, saya akan kasih tahu dulu, apa saja sih keuntungan dari berwirausaha itu? Kira-kira apa menurut kawan-kawan?
1. Tentu akan mendapat uang (untung).
2. Salah satu ibadah, karena bermuamalah (asal jualannya halal, dan caranya benar)
3. Memperbanyak teman (ilaturrahim)
4. Memperluas link di bidang lain.
5. Ini yang menjadi intinya. Menjadi pembelajar dan membuka informasi-informasi kebaikan.
Poin 5 ini menjadi salah satu hal yang harus dilestarikan, karena banyak sekali hal-hal kebaikan yang akan teracuni tatkala menyimpan nomor HP si pembeli, contohnya:
Karena saya berjualan, otomatis saya menyimpan nomor HP pembelinya. Bila ada acara-acara dari organisasi saya atau yang lainnya, yang bermanfaat, maka bisa jadi ia akan menerima sms iklan (promosi kegiatan) dari saya. Gimana? Asyik bukan?

#SukaDukaBerwirausaha12
Emang untung terus ya? Eh, siapa bilang. Namanya kehidupan, pasti ada untung dan rugi, bukan! Tapi ingat kawan-kawan, dalam berwirausaha itu tidak ada yang namanya rugi. Yang ada hanya GAGAL. hehe... Eits, tunggu dulu. Bukankah kegagalan itu adalah awal dari kesuksesan. Hm, jujur banget, saya ini sering gagal, salah satunya ketika membangun usaha jualan teh poci. Belum 1 bulan. Kami sudah tutup. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. 1) tidak ada penjaga tetapnya, dan 2) tidak bisa mencari sarang semut. Haaah sarang semut? Apaan tuh? Kira-kira apaan coba? Tebak sendiri ya!

#SukaDukaBerwirausaha13
Nah, sekarang ke topik jualan coklat. Coklat yang pertama saya jual adalah coklat rasa (ada mocca, bluebery, strobery, mint, mede, dll). Ini saya dapat dari salah satu tabloid wirausaha. Saya pun menjalin kerjasama dengan sang pembuatnya langsung secara RESELLER. Saya beli sekali banyak (berarti dapat diskon bukan), lalu dijual ke yang mau beli. Begitulah... Alhasil, hampir kurang dari 1 tahun saya jualan coklat rasa ini, hampir 100 toples sudah habis. Lumayan buat kantong jajan. Tapi, satu kekurangan dari berjualan coklat ini, yaitu, mahalnya ongkir dan lamanya pengiriman, sehingga membuat ketar-ketir dan was-was sendiri. Jadi, untuk sementara waktu (tidak tahu kedepannya nanti) saya OFF-kan dulu.

#SukaDukaBerwirausaha14
Next, coklat bola. Coklat bola sudah sejak 4 atau 5 bulan yg lalu saya jualkan (mulai dari terbitnya postingan ini). Coklat ini lumayan lebih murah harganya. Cuman 25.000 (promosi, hehe). Ada 12 isi di dalamnya. Toplesnya bisa digunakan lho untuk menyimpanan kue-kue kering kalau tuh isinya sudah habis. Next, mendirikan penerbitan dengan MODAL NOL BESAR.

#SukaDukaBerwirausaha15
Penerbitan Buku yang saya dirikan ini adalah salah satu impian terbesar saya. Nah, mau tahu bagaimana caranya? Siapa tahu Anda adalah orang yang berhasrat untuk menjadi bos penerbitan buku. Gampang banget kok caranya. Mau tahu lebih lanjut? nanti akan saya share. Tapi pelan-pelan ya. Ingat ini adalah rahasia. jadi jangan sampai musuh atau sainganmu tahu. hehehe... Tapi, mau nggak ya? Saya save aja dulu. Kalau ada yang mau minat. Baru saya kasih tahu. Oke Mbak Bro?

#SukaDukaBerwirausaha16
Saya punya teman, namanya Zulrifan Noor. Dia adalah salah satu wirausaha yang hebat dan keren. Umurnya lebih muda dari saya. Tapi hasratnya untuk menjadi PEMENANG sangatlah gede. Statusnya pun selalu saja tentang usaha/bisnis atau bahkan investasi, dan segala macamnya. Buku bacaannya? Jangan ditanya… DORAEMON semua, eh bukan, tapi ya tentang motivasi-motivasi gitu. Manusia seperti dia patut dicontoh. Berbeda jauh dengan salah satu teman saya, sebut saja namanya Bunga Layu. Ia sering update status tentang kejombloannya. Itu semua dikarenakan kemerosotan wajahnya yang simpang-siur entah mau dibawa kemana nasibnya. Kasihan dia. Seandainya dia berwirausaha. Pasti sudah banyak yang akan mencintai dia. Dan menjadikan ia seorang pangeran yang dipuja-puji.

#SukaDukaBerwirausaha17
Berwirausaha yang gampang dan enakan itu begini triknya: Kamu punya teman di luar daerah. Misalkan saja kamu orang Banjarmasin. Nah, teman kamu itu orang Yogyakarta. Ajak aja kerjasama. Minta carikan informasi kue atau barang apa yang khas di Yogyakarta dan jarang dijual di Banjarmasin. Nah, dengan demikian sudah ketahuan. Idemu itu sangat cerdas. Beli di sana dengan harga 'teman'. Lalu jual di Banjarmasin dengan harga ‘setan’ (ups, maksudnya dinaikkan, tentu dong sudah kita hitung pula dengan ongkos kirimnya).

#SukaDukaBerwirausaha18
Sekian dan terimakasih. Semoga bermanfaat. SalamCeria!


Best Regards, 
Muhammad Ery Zulfian

0 komentar:

Posting Komentar

© BUNGKUS KEHIDUPAN 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis