Kamis, 17 Juli 2014

KISAH TAK SEMPURNA: JIKA PRABOWO PRESIDEN, MEREKA MENIKAH. JIKA JOKOWI PRESIDEN, MEREKA PUTUS

Suatu hari, di taman kota...

"Mas, kata Bapak saya, Mas cuman diberi 2 alternatif pilihan. Pilihan ini harus ditentukan setelah KPU menetapkan siapa bakal Presiden Indonesia mendatang," ucap Leony tersedu-sedu.

"Maksud kamu apa sih Sayang? Mas nggak ngerti nih. Kamu jangan nakutin Mas gitu dong." Kini Yudo mulai gerah. Agak dipegangnya sedikit bahu Leony.

"Maaf Mas lepaskan tangan Mas," sergah Leony sambil mengalihkan posisi duduk.

"Kamu kok nggak seperti biasanya sih Sayang?" Yudo sedikit kesal.

"Gini, Bapakku mau Mas segera memutuskan satu pilihan. Apa Mas siap memilihnya?"

"Oke, oke, coba jelaskan apa maksud Bapak kamu itu."

"Jika nanti Prabowo yang terpilih menjadi presiden, kamu harus siap-siap untuk menikahi aku. Tapi jika Jokowi yang terpilih kamu jangan dekat-dekati aku lagi. Kita putus saja," celoteh Leony dengan dingin.

"Apaaaa? kamu yang serius Sayang?" Yudo terkejut bukan main.

"Iya, aku tak mau lama-lama pacaran seperti ini dan tak ada kepastian Mas untuk menikahi aku. Setelah aku membaca buku Jomblo Keren Sampai Halal, kini aku lebih tahu banyak tentang bagaimana cara menyikapi rasa cinta terhadap lawan jenis."

"Masa kau percaya dengan buku yang murahan kayak gitu, Say?"

"Ya Mas, itu hadiah ulangtahunku kemarin yang dikasihkan oleh Bapakku."

"Siapa yang nerbitkan buku itu Sayang? Cepat beritahukan aku," dongkol Yudo, kini ia amat marah.

"Penerbit Zukzez Express, Mas."

"Kamu bawa bukunya Sayang?" Dengan mimik kejam Yudo menanyakan tanpa di luar dugaan.

"Ada Mas. Itu di dalam tasku. Ambil saja."

Diambilnya tas mini punya Leony, Yudo dengan cekatan membukanya. Lalu menarik satu buku kecil berukuran 19X13 cm berwarna merah kejingga-jinggaan. Diperhatikannya perlahan-lahan. lalu di baliknya. Ia lihat lamat-lamat. Dan... Akhirnya ia menemukan satu nomor yang wajib ia telepon.

"Nah, ini ada nomor HP-nya. Tunggu ya Sayang, Mas catat dulu. 089692745867."

Selepas mencatat no HP yang ada di belakang buku itu Yudo setengah berlari ke motor gedenya. "Say. Aku duluan ya. Kamu nanti pulang pakai ojek aja dulu. Aku mau memberi pelajaran berharga buat penerbit ini," geram Yudo.

"Jangan Mas....," pinta Leony setengah merasa kasihan bilamana pimpinan penerbit itu babak belur.

Breeeeemmmmmm...

Setiba di halaman sepi. Yudo berhenti. Ia pun langsung mengambil HP dari sakunya. Dipencetnya no HP penerbit tadi. Dan...

Tuuuut tuuut tuuut...
"Assalamualaikum...," ucap orang di seberang sana.
"Wa'alaikumussalam," Yudo menjawab.
"Bener ini Penerbit Zukzez Express."
"Iya bener. Ada yang bisa saya bantu, Mas?"
"Gini lo. Saya mau curhat Mas. Boleh nggak?"
"Iya silakan."
"Saya punya naskah tulisan berjudul MELEPASKANMU ITU BERAT SAYANG." Yudho agak sesenggukan.
"Berulang kali saya kirim ke penerbit mana saja, selalu saja naskah saya ditolak," lanjut Yudo kini semakin haru.
"Oh begitu ya Mas, terus?"
"Penerbit Zukzez Express bisa nggak kira-kira nerbitkan naskah saya itu?"
"Dengan senang hati, bisa Mas."
"Seriuuus Mas?"
"Iya lima rius malahan Mas. Penerbit kami adalah penerbit self publishing. Jadi naskah pasti terbit tanpa seleksi namun berbayar. Adapun harga penerbitannya sebesar Rp.350.000,- fasilitasnya berupa layout naskah, desain cover, nomor ISBN, royalti 10% untuk penulis, dipasarkan di dunia maya, dan dapat 2 buku bukti terbit."
"Baik Mas. Saya mengerti. Duuuhh thankkkks banget ya Mas. Akhirnya sudah 5 tahun lamanya, ini dia yang saya tunggu-tunggu Mas. Saya senang mendengar yang beginian."
"Ngomong-ngomong Mas ini tahu penerbit saya darimana?"
"Awalnya sih dari pacar saya. Eh bukan, calon istri saya. Dia dibelikan buku Jomblo Keren Sampai Halal sama bapaknya waktu ulang tahun. Nah, gara-gara buku itu, saya disuruh milih antar 2 pilihan. Setelah pilpres nanti disuruh nikahin dia atau putusin dia. Hikkkksss. Maaf Mas saya jadi curhat yang lain lagi."
"Oh, nggak papa kok. Santai aja Mas."
"Menurut Mas gimana?"
"Gini aja, nikah aja di Bulan Syawal. Beres kan! Tapi Mas harus belajar dan komitmen. Ya, mulai sekarang aja."
"Nggak papa kecepatan Mas?"
"Nggak papa. Asal Mas benar-benar sudah siap lahir dan bathin."
"Sudah sih, tapi sedikit."
"Nah, daripada pacaran terus, lebih baik dihalalin dulu deh, baru puas-puasin pacaran."
"Oh gitu ya Mas. Makasih banyak ya Mas atas sarannya. Hiks hiks hiks..."
"Iya sama-sama, eh jangan nangis gitu dong. Kan jadi malu."
"Duh Mas, coba Mas ada di depan saya. Pasti sudah saya peluk."
GUBRAAAAK!!!

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar

© BUNGKUS KEHIDUPAN 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis